Jati Diri Mahasiswa
Mahasiswa...
Sebuah sebutan yang amat agung, julukan yang memiliki arti penting. Dan sebuah panggilan yang mempesona.
Kata "Maha" biasa digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang amat hebat, dahsyat dan mempesona.
Penyebutan kata "Maha" hanya digunakan untuk asma Allah, Tuhan semesta alam.
Di Indonesia, pelajar yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dipanggil dengan sebutan itu.
Entah apa maksudnya, namun pasti ada makna dibalik itu semua, makna yang harus kita gali sendiri.
Mahasiswa berbeda dengan pelajar tingkat menengah, amat jauh berbeda. Karena mahasiswa mempunyai tugas dan peranan penting dalam kemajuan bangsa ini. Diantaranya fungsi dan peranan mahasiswa adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa sebagai “Iron Stock”
Kita sebagai mahasiswa
diharapkan bisa menjadi manusia-manusia yang memiliki kemampuan dan
akhlak mulia, disini kita berperan sebagai pengganti generasi-genarasi
sebelumnya. Sesuai yang saya tulis tadi diatas yaitu kita sebagai cikal
bakal atau cadangan untuk masa yang akan memajukan bangsa kita ini.
Karena kalau bukan kita generasi-genarsi muda yang akan menjadi penurus
bangsa, maka siapa lagi yang akan memajukan bangsa kita yang tercinta
ini Tanah Air Indonesia.
2. Mahasiswa sebagai “Agent of Change”
Ingat tidak dengan kata-kata ini? “Agent of change”. Sesuai dengan artinya yaitu “Agen Perubahan”.
Dengan gelar kita para mahasiswa sebagai
agen perubahan, kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
setinggi-tingginya agar kita bisa mengaplikasikan gelar yang telah
diberikan atau dipercaya oleh masyarakat kepada kita sebagai agen
perubahan bangsa yang lebih maju. Bukan Malah membuat gelar itu hanya
menempel di nama kita sebagai mahasiswa, sebab gelar yang telah
diberikan kepada mahasiswa sebagai agen perubahan itu bukan diberikan
begitu saja tetapi didalam gelar itu terdapat sebuah harapan untuk
perubahan bangsa kita ini, dari bangsa yang tidak terarah menuju bangsa
yang lebih terarah. Kebanyakan mahasiswa mungkin tidak menyadari bahwa
kita sebagai mahasiswa telah menjadi tumpuan “kebangkitan” untuk bangsa
kita yang lebih maju lagi.
3. Mahasiswa sebagai “Guardian of Value”
Guardian of Value” artinya Penjaga Nilai-Nilai. Sesuai
dengan artinya disini kita sebagai mahasiswa berperan sebagai penjaga
nilai-nilai, nilai-nilai tersebut bukanlah nilai-nilai yang negatif
melainkan nilai yang positif. Nilai positif yang bisa membawa bangsa
ini lebih maju yaitu nilai “kebaikan” yang ada dalam masyarakat
indonesia, nilai itulah yang harus kita jaga sepenuhnya. Kita sebagai
mahasiswa jangan membiarkan nilai kebaikan yang dari dulu telah ada itu
hilang, terus berubah menjadi nilai keburukan kepada masyakarat
indonesia. Kita Sebagai mahasiswa telah dipercaya sebagai kalangan
muda/generasi muda yang mampu menjada dan mencari nilai-nilai kebaikan
yang lebih baik lagi.
4. Mahasiswa sebagai “Moral Force”
Kita sebagai mahasiswa berperan sebagai kekuatan moral. Gelar Moral Force ini diberikan kepada kita sebagai mahasiswa oleh masyarakat, sebab kitalah yang akan menjadi kekuatan moral untuk negeri. Kita sebagai mahasiswa harus memiliki acuan dasar dalam berperilaku. Acuan dasar itu adalah tingkah laku, perkataan, cara berpakaiaan, cara bersikap dan sebagainya yang berhubungan dengan moral yang baik.
5. Mahasiswa sebagai “Social Control"
Sebagai mahasiswa kita harus berperan sebagai pengontrol kehidupan social. Dalam hal ini kita bisa mengontrol kehidupan masyarakat, dengan cara kita sebagai mahasiswa generasi muda menjadi jembatan antara masyarakat dengan pemerintah. Menyempaikan aspirasi yang telah dikeluarkan oleh masyarakat kepada pemerintah. Mahasiswa juga sebagai gerakan yang mengkritisi kebutuhan politik ketika ada kebijakan diberikan oleh pemerintah yang tidak baik, yang tidak akan membawa perubahan. Kontrol dari kondisi-kondisi social yang merupakan implenetasi nyata untuk mahasiswa bersinggungan dengan masyarakat. Dengan memanfaatkan adanya media sangat baik jika diterapkan. Maka tidak sewajarnyalah kita sebagai mahasiswa diharapkan untuk menjadi pengontrol social untuk masyarakat, khususnya masyarakat kalangan menengah bawah.
4. Mahasiswa sebagai “Moral Force”
Kita sebagai mahasiswa berperan sebagai kekuatan moral. Gelar Moral Force ini diberikan kepada kita sebagai mahasiswa oleh masyarakat, sebab kitalah yang akan menjadi kekuatan moral untuk negeri. Kita sebagai mahasiswa harus memiliki acuan dasar dalam berperilaku. Acuan dasar itu adalah tingkah laku, perkataan, cara berpakaiaan, cara bersikap dan sebagainya yang berhubungan dengan moral yang baik.
5. Mahasiswa sebagai “Social Control"
Sebagai mahasiswa kita harus berperan sebagai pengontrol kehidupan social. Dalam hal ini kita bisa mengontrol kehidupan masyarakat, dengan cara kita sebagai mahasiswa generasi muda menjadi jembatan antara masyarakat dengan pemerintah. Menyempaikan aspirasi yang telah dikeluarkan oleh masyarakat kepada pemerintah. Mahasiswa juga sebagai gerakan yang mengkritisi kebutuhan politik ketika ada kebijakan diberikan oleh pemerintah yang tidak baik, yang tidak akan membawa perubahan. Kontrol dari kondisi-kondisi social yang merupakan implenetasi nyata untuk mahasiswa bersinggungan dengan masyarakat. Dengan memanfaatkan adanya media sangat baik jika diterapkan. Maka tidak sewajarnyalah kita sebagai mahasiswa diharapkan untuk menjadi pengontrol social untuk masyarakat, khususnya masyarakat kalangan menengah bawah.
Maka, kalo kita hari ini masih dominan berpikiran tentang kepentingan diri kita sendiri, alangkah egoisnya kita. Harapan besar masyarakat Indonesia menanti kita.
Tahukah Anda bahwa Pak B.J. Habibie ketika awal mula beliau berangkat ke Jerman untuk melanjutkan studi, satu hal yang beliau pikirkan dan janjikan untuk dirinya.
Bahwa beliau akan memajukan Indonesia, mengabdi pada tanah airnya!
Sudahkah kita berpikiran begitu?
Tanyakan pada diri masing-masing.
Tahukah Anda bahwa Pak B.J. Habibie ketika awal mula beliau berangkat ke Jerman untuk melanjutkan studi, satu hal yang beliau pikirkan dan janjikan untuk dirinya.
Bahwa beliau akan memajukan Indonesia, mengabdi pada tanah airnya!
Sudahkah kita berpikiran begitu?
Tanyakan pada diri masing-masing.
itu jadi diri mahasiswa, tapi apakah kampus2 di indonesia mendukung mahasiswanya seperti itu kadang ada yang tida memerhatikan jati diri mahasiswanya?
BalasHapus