Aksi Tuntutan Mengenai Cuti Paksa Mahasiswa UPI










Jum'at, 13 Juni 2014-Mahasiswa UPI yang terdiri dari Ketua Himpunan, Jaringan Advokasi Mahasiswa (JAM) dan beberapa mahasiswa UPI bersama BEM REMA UPI kembali melakukan aksi. Aksi ini dilakukan setelah BEM REMA UPI menerima keluhan dan permohonan dari para c alon mahasiswa baru 2014 beserta orang tuanya terkait dengan permasalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang saat ini diterapkan di UPI. Ini merupakan tahun kedua diterapkannya sistem biaya kuliah menggunakan UKT, yakni dimulai dari tahun 2013 lalu

Setelah satu hari sebelumnya BEM REMA UPI mengadakan kajian terbuka dan mengundang seluruh ketua-ketua ORMAWA untuk mendiskusikan mengenai hal ini. Hasil dari kajian tersebut adalah untuk mengadakan audiensi dengan pihak rektorat secara damai. Maka diputuskan bahwa besoknya akan diadakan audiensi BEM REMA bersama ketua ORMAWA.

Setelah mengadakan briefing sekitar pukul 08.00 di depan sekretariat BEM REMA UPI, masa aksi dibagi dua poros. Poros pertama sebagai tim audiensi yang akan langsung mendatangi gedung rektorat. Sementara poros kedua tetap berada di tempat briefing yang bertugas untuk membantu poros pertama bila tidak digubris oleh rektorat. 
Poros pertama (Presma, Kemendagri, dan ketua himpunan serta perwakilan sekitar 10 orang) masuk ke rektorat secara terpisah melalui bagian depan dan belakang gedung Isola. Akhirnya bertemu dengan salah satu staf rektorat. Sayangnya, informasi yang diberikan bahwa Rektor dan Wakil Rektor sedang tidak ada ditempat. Setelah massa poros pertama mendapatkan kabar bahwa Rektor berada di Gedung JICA FPMIPA, maka diutuslah dua orang untuk memeriksa kebenaran infomasinya. 

Akhirnya Ketua HIMAPENA UPI bersama Ketua Sosial Politik KEMAKOM melakukan peninjauan kesana. Setelah mengecek ternyata benar bahwa Rektor sedang berada di Auditorium JICA FPMIPA sebagai pemateri. Maka utusan memberi informasi kepada poros pertama yang masih berada di Rektorat. Dua orang utusan ini ditugaskan untuk menjaga jangan sampai Rektor pergi. 

Beberapa saat, akhirnya massa yang terdiri dari poros pertama dan poros kedua bergabung mendatangi Gedung JICA FPMIPA untuk kemudian melakukan aksi damai. Adapun hasil yang didapat dari aksi damai ini, (1)Pihak rektorat berjanji akan membantu calon mahasiswa baru 2014 ketika sudah mendapatkan status kemahasiswaannya (2)Bila calon mahasiswa baru belum dapat membayar uang registrasi, maka akan diadakan membicarakan apakah akan mendapat keringanan atau tidak. Advokasi center bertempat di depan sekretariat BEM REMA UPI menjadi pusat pendataan calon mahasiswa yang menghadapi kesulitan dalam proses pembayaran.

Meskipun mendapat respon positif dari rektorat, mahasiswa UPI akan tetap melakukan pengawasan dan kontrol terhadap perjanjian yang telah disepakati. Semoga calon mahasiswa baru 2014 dapat kuliah dengan lancar tanpa ada hambatan mengenai pembiayaan. Kesuksesan generasi muda berawal dari pendidikannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jati Diri Mahasiswa

Aku dan Organisasiku

Tidak Ada Parsialisasi dalam Hukum Islam