Sebuah Konsep Sederhana Tentang Jodoh

Dalam indahnya bingkai cinta yang telah Allah ciptakan untuk manusia, menuntut aturan-aturan yang idealnya dan seharusnya harus kita jalani, sehingga cinta kita merupakan cinta yang bersumber dari Allah, dijalani karena Allah, dan bertujuan hanya untuk Allah. Siapa saja yang taat pada aturan yang telah Allah bingkai dalam sebuah teori bernama pernikahan, maka ia akan menemukan kesempurnaan cinta yang mungkin belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Ya, hanya dengan pernikahanlah fitrah seorang laki-laki dan perempuan untuk bisa mencintai dan dicintai dapat tersalurkan dengan baik.

Allah dan Rasul-Nya pun telah menyampaikan komponen-komponen penting untuk mewujudkan sebuah sistem rumah tangga Islami yang sakinah, mawaddah, rahmah. Sistem rumah tangga Islami ini tentu saja diawali dengan pemilihan calon pasangan yang shalih dan shaliha. Maka para ulama pun mengkonsep dua kaidah atau kriteria dasar dalam memilih calon pasangan  yang ideal. 
Kriteria pertama, lihatlah agamanya. Ulama pun menyampaikan bahwa untuk mengetahui poin agama ini, dapat dilihat dari dua hal, yakni pertama, pemahaman agama atau ilmu agama yang ia miliki, dan yang kedua, akhlaknya dalam berinteraksi kepada manusia. Dalam masyarakat umum, kriteria pertama ini seringkali diabaikan, bahkan menjadi kriteria terakhir dalam pemilihan jodoh. Alasannya bukan saja karena diperdaya oleh hawa nafsu, namun bisa jadi pemahaman mereka yang belum sampai sehingga mereka cenderung kurang memperhatikan poin agama ini. Padahal kriteria pertama ini adalah modal utama dalam menggapai indahnya cinta dalam pernikahan.
Kriteria kedua, secara insaniyah (manusiawi) kita memiliki kecenderungan atau ketertarikan kepadanya. Kasus yang sering terjadi dalam medan dakwah terutama, adalah ada beberapa gerakan dakwah yang membatasi hubungan antara lelaki dan perempuan secara berlebihan, khususnya dalam pemilihan jodoh. Sering terdengar kisah, ada lelaki yang menikah dengan perempuan tanpa pernah melihat perempuannya, atau tanpa tau karakter asli perempuan tersebut. Ketika ditanyakan alasan kenapa ia menikahinya, ia hanya menjawab, "ini adalah keputusan dari murabbi saya", atau "Insya Allah saya mengikuti ustadz saya, karena beliau pasti tau yang terbaik bagi saya". Ketahuilah sesungguhnya, ini sama sekali bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dimana beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengisyaratkan sebuah sunnah yakni nazhor. Artinya melihat dan menyelidiki calon pasangan hidup kita. Maka dalam urusan jodoh, tidak ada istilah membeli kucing dalam karung. 

Dalam rinai hujan kali ini, ada perasaan yang mengganjal dalam diri. Maka dalam kisah kali ini ada sebuah konsep unik yang ingin ku sampaikan kepadamu, siapapun dirimu, apapun latarbelakangmu. Konsep sederhana yang dikenal dalam masyarakat umum sebagai hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik ini bisa dipahami seperti sebuah senjata yang khas Australia yang disebut bumerang. Alat yang apabila kita lemparkan, semakin kuat lemparan kita, maka semakin kuat pula ia akan kembali kepada kita. Begitu pun dengan jodoh, ia adalah representasi diri kita sendiri, semakin kuat diri kita menyempurnakan agama dan akhlak kita, maka yang akan datang pun pasti tidak akan jauh dari usaha perbaikan diri kita. 

Hari ini, ketika kita menemukan banyak sekali kekurangan pada pasangan atau calon pasangan kita setelah melakukan ta'aruf. Padahal sebelumnya, kita melihat seolah-olah dialah sosok pendamping yang paling ideal bagi hidup kita. Bahkan hingga muncul sebuah kalimat "tak bisa hidup tanpanya". Namun sekarang, kita ketahui bahwa ia seolah orang yang tidak sebanding dengan kita, kurang ideal, dan lain sebagainya. Ketahuilah dan yakinilah kawan, jodoh itu pasti sebanding dengan diri kita. Bila kita menganggap pasangan atau calon pasangan kita sebagai orang yang banyak kekurangan setelah tau siapa ia sebenarnya, maka sungguh ia adalah berasal dari kekuranganmu sendiri. Maka langkah paling bijak adalah perbaikilah dirimu, Allah akan perbaiki pasanganmu, atau calon pasanganmu. Dan jaga kehormatanmu, maka Allah akan jaga kehormatan pasangan atau calon pasanganmu.
Ingatlah, syaitan senantiasa menimbulkan keragu-raguan dan keputusasaan dalam hati manusia, maka mohonlah perlindungan Allah dari godaan syaitan yang satu ini.

Bagi siapapun yang hari ini sedang berjuang mencari pendamping hidup dunia dan akhirat, satu kata yang mungkin sederhana diucapkan, namun sulit diimplementasikan, "bersabarlah". Bagi siapapun yang hari ini telah mendapatkan sosok yang pantas menjadi pendamping hidup dunia dan akhirat, maka "bersabarlah". 

___________
Tulisan yang semoga bisa menginspirasi dan menguatkan diri pribadi.
Ditulis dalam proses "menunggu" selesainya "rintik-rintik hujan" untuk melanjutkan aktivitas lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jati Diri Mahasiswa

Aku dan Organisasiku

Tidak Ada Parsialisasi dalam Hukum Islam